Selasa, 16 April 2019 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Rio Sandiputra 4331
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Berbagai aliran silat Betawi terus dilestarikan. Salah satunya Cacag Lembang, yang merupakan aliran silat Betawi asli dari Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Salah satu pelatih Cacag Lembang, Nugroho Eki Saputro mengungkapkan, Cacag sendiri berarti nebas atau memotong, sementara Lembang adalah nama salah satu jurusnya. Silat Cacag Lembang sendiri telah ada dari tahun 1813, diciptakan oleh leluhur Pondok Labu, Ki Kunto bin Saman bin Imun bin Adam yang berprofesi sebagai petani.
“Jurus-jurus Cacag Lembang terinspirasi dari keseharian beliau sendiri sebagai petani. Lalu dikembangkan oleh keturunannya Ki Ijo pada tahun 1879, kemudian mengalami perkembangan lagi oleh Ki Kepleh bin Jamirin pada 1955,” katanya, Senin (15/4).
Lalu Silat Cacag Lembang kini dikembangkan oleh Matali bin Rasyid yang merupakan ayah dari Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali. Peminat silat Cacag Lembang merupakan anak-anak usia dari tujuh tahun hingga 18 tahun.
"Pengembangannya tetap mematuhi 11 jurus yang menjadi pakem yaitu jurus lempeng, silang, seloco, lima potong, tengker depan, bandul, sangkol, lembang, sambet, pukul tendang, dan pukul tangkap,” tuturnya.
Ia menjelaskan ciri khas silat tersebut terletak pada pukulan tangan kosongnya yang tajamnya seperti golok, karena pengasahan latihan lebih menitik beratkan kepada fisik dan kekuatan.
Ditambahkan oleh Humas perguruan Silat Cacag Lembang Kiki menambahkan, anak-anak yang belajar hanya membutuhkan waktu paling cepat tiga bulan untuk dapat menguasai 11 jurus yang ada.
“Sebanyak 11 jurus tersebut kemudian dihimpun dalam langkah berikutnya, yaitu langkah dua, empat, enam, delapan, dua belas, langkah lima silat, langkah lima pancet, dan langkah tiga. Langkah-langkah tersebut dapat dipelajari paling lama tiga bulan,” jelasnya.
Cacag lembang sendiri saat ini telah mempuanyai dua cabang di Pondok Labu. Masing-masing cabang memiliki 50 murid. Anak yang ingin berlatih cukup memiliki kemauan kuat, lalu mengisi formulir pendafataran, dan membayar biaya iuran suka rela setiap bulannya.
“Yang ingin belajar bisa datang ke Jalan H Kamang, Nomor 19 B, RT 08/10, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Anak-anak ini merupukan tumpuan dalam melestarikan kebudayaan B
etawi," tandasnya.