Senin, 08 Desember 2014 Reporter: Folmer Editor: Dunih 4338
(Foto: doc)
Kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan yang menghentikan Kurikulum 2013 disambut positif Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok). Pasalnya, pelaksanaan Kurikulum 2013 terkesan terburu-buru tanpa persiapan yang matang sehingga berdampak pada guru dan peserta didik.
"Sudah tepat keputusan menteri. Kurikulum 2013 ini enggak siap betul, ngapain dipaksain (berjalan). harus kita dukung sambil siapkan," kata Basuki di Balaikota, Senin (8/12).
Namun, Basuki menyerahkan sepenuhnya kebijakan pendidikan kepada instansi terkait dalam proses perubahan Kurikulum 2013 yang diterapkan di Jakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta, Lasro Marbun menambahkan, penerapan Kurikulum 2013 untuk sekolah di ibu kota tidak bisa serta merta dihapus. Sebab, di Jakarta sendiri sudah ada beberapa sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 tersebut.
”Di Jakarta ada sekitar 2.058 SD yang telah menerapkan Kurikulum 2013,” jelasnya.
Menurut Lasro, sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 tetap menerapkan Kurikulum 2006 yang telah direvisi.
"Tetap mereka pakai sampai selesai. Tapi, nanti namanya Kurikulum 2013 yang sudah dievaluasi, diperbarui," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013. Kebijakan penghentikan kurikulum tersebut diterapkan bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 selama satu semester. Sementara untuk sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester bisa tetap melanjutkan.
"Saya memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menetapkan satu semester yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015," kata Anies, Jumat (5/12) lalu.