Senin, 04 Februari 2019 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Rio Sandiputra 1615
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Aparatur sipil negara (ASN) di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan diminta untuk menjadi Jumantik Mandiri. Gerakan masif perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali mengatakan, untuk di kantor wali kota saja ada 1.012 pegawai. Sehingga jika seluruh ASN di Jakarta Selatan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), diyakini kasus DBD tidak akan banyak.
"Saya minta masing-masing (UKPD/SKPD) tolong bikin Jumantik Mandiri. Kerahkan seluruh potensi yang kita miliki untuk serius menangani ini. Biasanya kita PSN 30 menit, tetapi di daerah yang rawan DBD harus dilakukan lebih dari 30 menit," ujarnya, saat memberikan pengarahan kepada ASN di halaman kantor wali kota, Senin (4/2).
Selain itu, lanjutnya, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan juga harus bertindak cepat jika ada pasien-pasien DBD. Jangan sampai penanganannya terhambat dengan masalah prosedur administrasi.
"Tidak ada istilah rujukan dan lain sebagainya sehingga betul-betul serius langsung dilakukan penindakan. Ini sudah dilakukan di RSUD Pasar Minggu," katanya.
Ia pun meminta kepada seluruh warga Jakarta Selatan untuk lebih peduli terhadap lingkungannya. Kegiatan PSN harus ditingkatkan, agar perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti bisa ditekan.
"Saya minta seluruh warga masyarakat di Jakarta Selatan harus mengetahui cara-cara menangani ini dengan baik, cara-cara PSN dengan baik," tandasnya.