Selasa, 25 November 2014 Reporter: Nurito Editor: Lopi Kasim 4998
(Foto: Nurito)
Normalisasi kali untuk mengatasi banjir dan genangan terus dikebut. Di Jakarta Timur, normalisasi kali dilakukan dengan mengeruk lumpur dan sedimentasi Kali Cakung dan saluran penghubung (Phb) Cakung. Ditargetkan, pertengahan Desember mendatang, pengerjaan tersebut rampung.
Kepala Seksi Pekerjaan Umum (PU) Kecamatan Cakung, Subandi, mengatakan, salurah Phb Cakung yang dikeruk sepanjang sekitar 750 meter, mulai dari belakang Perumahan Era Mas hingga perempatan Jl Bekasi Raya, Cakung Barat. Delapan bangunan di atas saluran selebar 12 meter tersebut juga ditertibkan.
Untuk Kali Cakung yang memiliki lebar sekitar 15 meter, pengerukan dilakukan sepanjang sekitar 350 meter. Terutama pada bagian yang terjadi sedimentasi. Yakni di wilayah RW 06 Pulogebang.
“Kali Cakung dan saluran Phb Kali Cakung ini dikeruk dengan dua alat berat. Karena banyak terjadi sedimentasi. Pengerukan ini untuk mengatasi banjir yang sering terjadi saat musim hujan,” ujar Subandi, Selasa (25/11).
Daerah langganan banjir setiap musim hujan, kata Subandi, ada di wilayah RW 11 dan 06 Pulogebang. Kemudian sebagian wilayah di Perumahan Era Mas. Ketinggian air genangan bervariasi antara 30-40 sentimeter. Diharapkan dengan adanya pengerukan ini, kawasan tersebut tidak lagi banjir saat musim hujan. Kedua saluran air ini dikeruk dengan kedalaman antara 1-1,5 meter.
Selain itu, lanjut Subandi, normalisasi juga dilakukan pada saluran mikro di sepanjang Jl Raya Bekasi, tepatnya dari pertigaan pintu Tol Cakung Barat hingga kolong tol JORR (Cakung-Cilincing), sepanjang kurang lebih 500 meter. Seluruh proyek pengerukan ini menggunakan dana swakelola tahun 2014.
Namun, pengerjaan normalisasi di kawasan Jl Raya Bekasi ditemui sejumlah kendala, yakni adanya 10 bangunan milik warga yang menjorok ke atas saluran air. Pihak kecamatan kemudian membongkar bangunan tersebut. Pengerukan di kawasan ini untuk mengatasi genangan yang kerap terjadi di wilayah RW 04 Cakung Barat.
“Kami sangat menyayangkan sikap warga yang menutup saluran air tanpa menyiapkan bak kontrolnya. Karena ini sangat mengganggu kami saat melakukan perawatan. Makanya yang tidak ada bak kontrolnya langsung kita bongkar,” tukas Subandi.