Minggu, 16 November 2014 Reporter: Andry Editor: Erikyanri Maulana 4373
(Foto: doc)
Rencana Pemprov DKI Jakarta menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menghadapi musim penghujan tahun ini kemungkinan besar
batal. Hal ini disebabkan puncak musim hujan yang semula diperkirakan terjadi pada November 2014, ternyata meleset.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bambang Musyawardana mengatakan, semula puncak musim penghujan di Jakarta diprediksi terjadi November 2014. Namun, prakiraan itu ternyata meleset.
"Berdasarkan ramalan BMKG, puncak musim penghujan di Jakarta baru terjadi sekitar Januari - Februari 2015," ujar Bambang saat dihubungi, Minggu (15/11).
Padahal, kata Bambang, anggaran untuk menyewa pesawat dan teknologi milik BPPT itu, terlanjur dianggarkan pada APBD DKI tahun 2014. "Artinya, anggaran yang sudah kami siapkan itu tidak boleh lagi dipakai. Karena sudah lewat tahun penganggarannya," katannya.
Dikatakan Bambang, anggaran penggunaan TMC di Jakarta sebenarnya telah dialokasikan sejak Agustus lalu dengan nilai Rp 20 miliar. Saat ini, anggaran untuk modifikasi cuaca itu telah dipindah pos-kan ke dalam anggaran darurat. "Kalau anggaran TMC tersebut ngotot dipakai juga, saya bisa dipenjara," tuturnya.
Ia menjelaskan, sesuai dengan namanya, anggaran darurat itu baru akan digunakan ketika ada situasi darurat. Misalnya, untuk membantu penanganan warga yang terkena dampak banjir di Jakarta. "Kalau Gubernur tetapkan kondisi darurat, kami pakai uangnya. Tapi kalau tidak, ya tidak kami pakai. Jadi betul-betul tunggu on call dulu," ucapnya.
Meski tak menggunakan TMC, Bambang optimistis, pihaknya lebih siap mengantisipasi banjir pada tahun ini hingga memasuki puncak musim penghujan tahun depan. "Sudah ada ratusan petugas yang kami latih untuk evakuasi korban banjir. Jadi kami siap," tandasnya.