Rabu, 29 Oktober 2014 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 3722
(Foto: doc)
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama kembali bersilaturahmi dengan ulama dan umaro di gedung Balaikota DKI Jakarta, Rabu (29/10). Pada kesempatan itu, Ahok, sapaan akrab Basuki berharap para alim ulama dan umaro membantu Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan revolusi mental.
"Sebab, mental itu dipengaruhi keyakinan dan budaya. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak budaya yang tidak menggambarkan iman. Seperti misalnya masih saja ada warga yang membuang sampah sembarangan dan lainnya," ujar Ahok, Rabu (29/10).
Dikatakan Ahok, salah satu tujuan dirinya menjadi pejabat yakni untuk memenuhi otak, perut dan dompet warga. Namun, untuk mewujudkan impian tersebut, mantan Bupati Belitung Timur ini berkomitmen untuk bekerja keras dan tidak mencuri uang maupun bertindak yang bertentangan ajaran agama.
Basuki juga menuturkan bagaimana dirinya kerap menghadapai kampanye negatif dari lawan politiknya lantaran statusnya yang non muslim.
"Saya sudah kenyanglah dengan isu-isu yang dibuat seperti itu. Saya dilarang masuk masjid bahkan ke pelatarannya. Mau tausiyah pun dilarang karena saya dibilang kafir. Lalu bagaimana mungkin saya dapat hidayah, yang dengar tausiyah siang malam saja belum tentu dapat hidayah apalagi kalau saya dibatasi dan dilarang masuk masjid," tuturnya seraya disambut gelak tawa para alim ulama yang menghadiri acara silahturahmi tersebut.
Mantan Anggota Komisi II DPR ini juga mengenang bagaimana dirinya mendapat ajaran Islam saat duduk di bangku SD-SMP di kampung halamannya di Belitung.
Ia sering berinteraksi dengan para ulama dan bahkan mempelajari agama Islam yang dianggapnya agama yang sebenarnya mengajarkan kebaikan, bukan kekerasan.