Selasa, 28 Oktober 2014 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 4181
(Foto: doc)
Gencarnya penertiban yang dilakukan petugas Suku Dinas (Sudin) Sosial Jakarta Timur tak juga membuat kolong Flyover Kampung Melayu, Jatinegara steril dari penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Bahkan, jumlah mereka dari hari ke hari semakin bertambah.
Pantauan beritajakarta.com, hampir setiap sore, sekitar 100 PMKS mulai dari pemulung, pedagang asongan, pengemis, pengamen, dan gelandangan berkumpul hingga ada yang menginap di sisi timur kolong flyover Terminal Kampung Melayu. Puluhan gerobak PMKS juga terlihat diparkir di tempat tersebut.
Bahkan, kolong flyover Kampung Melayu juga dijadikan tempat penampungan barang bekas milik pemulung. Mulai dari kardus, plastik, hingga botol bekas air mineral. Kondisi ini menjadikan kawasan tersebut terlihat kumuh dan menebar bau tak sedap.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Masyudi, mengaku kewalahan menghadapi PMKS di kolong flyover Kampung Melayu tersebut. Pasalnya, setiap dilakukan penertiban, hasilnya hanya 1-2 PMKS yang berhasil diamankan. Ia menduga razia yang dilakukan pihaknya telah bocor terlebih dulu. Belum lagi PMKS yang memahami seluk beluk wilayah ini sehingga sulit ditangkap karena mereka kabur ke perkampungan padat penduduk saat ditertibkan.
"Kendala selama ini, mereka PMKS paham seluk beluk wilayah. Selain itu, diduga razia sering bocor sehingga setiap dilakukan penertiban, hanya 1 atau 2 PMKS yang terjaring," ujar Masyudi, Selasa (28/10).
Menurutnya, banyaknya PMKS di kolong flyover Kampung Melayu itu disebabkan keberadaan Terminal Kampung Melayu, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan kolong flyover tidak dipagar. Ia optimis jika TPS itu dipindahkan, kolong flyover ini bisa bebas dari PMKS. Sebab ia melihat, selama ini TPS ini dijadikan sebagai tempat mata pencaharian pemulung maupun PMKS lainnya. "PMKS itu bisa berkurang kalau TPS itu ditutup. Apalagi
dekat dengan terminal dan fasilitas penerangan juga minim," ungkapnya