Kamis, 26 Oktober 2017 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 3963
(Foto: Punto Likmiardi)
Pengembang Equestrian Park Pulomas, PT Pulomas Jaya, optimistis bisa meraih sertifikat bebas penyakit atau equine disease free zone (EDFZ) dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International Des Epizooties/OIE). Bila semua proses sesuai rencana, ditargetkan Pulomas Equistrian Park memiliki sertifikat Februari 2018 mendatang.
Presiden Direktur PT Pulomas Jaya, Bambang Mursalin mengatakan, pihak OIE sudah menunjuk konsultan ahli, Dr Sussane Munstrermann, untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi persyaratan mendapat EDFZ. Dijadwalkan, konsultan ahli itu akan melakukan enam kali kunjungan ke Indonesia.
"Sampai sekarang sudah dua kali datang. Tidak hanya mengevaluasi kesiapan kawasan Pulomas, tapi sampai seluruh DKI hingga Bodetabek," katanya, Kamis (26/10).
Dijelaskan Bambang, dari kedatangannya, Susane merekomendasikan beberapa hal, di antaranya melakukan surveilence dan vaksinasi kuda serta surveilence beberapa vektor lain seperti nyamuk dan lalat. Surveilence dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit kuda di area yang sudah ditetapkan.
Hingga akhir Oktober, surveilence di DKI Jakarta sudah dilakukan terhadap sekitar 300 ekor kuda. Sedangkan kawasan Bodetabek masih dalam tahap pendataan.
Selain surveilence, lanjut Bambang, konsultan ahli juga menjelaskan soal ketentuan zona bebas hewan berkaki empat seluas satu hingga tiga kilometer. Pemprov DKI sudah melakukan sosialisasi aturan ini kepada masyarakat sekitar Eque
strian Park Pulomas."Kita optimis bisa raih EDFZ," tandasnya.