Senin, 07 Agustus 2017 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Andry 2014
(Foto: doc)
Sekitar 10 ribu warga penghuni rumah susun (rusun) di Ibukota tercatat sudah terdata dalam absensi elektronik. Pendataan dilakukan Bank DKI bersama dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) DKI Jakarta.
Direktur Bisnis Bank DKI, Antonius Widodo Mulyono mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus mendata warga rusun dengan sistem absensi elektronik. Namun baru 10 ribu orang yang tercatat sudah selesai terdata.
"Sudah 10 ribu sidik jari yang terekam, memang belum 100 persen. Tapi kami terus lakukan pendataan," ujarnya saat rapat pimpinan (rapim) di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/8).
Menurut Widodo, untuk mempercepat pendataan absensi elektronik terhadap warga penghuni rusun, pihaknya juga membuka layanan pada akhir pekan.
"Sabtu dan Minggu kami juga buka layanan untuk warga agar bisa 100 persen terekam semuanya," katanya.
Widodo menambahkan, warga yang telah terekam sistem ini diwajibkan melakukan absensi dua kali dalam satu bulan. Tujuannya,
memastikan rusun yang warga tempati tidak berpindah tangan kepada orang lain."Sebulan dua kali mereka harus absensi dengan dikoneksikan antara sidik jari dengan kartu. Kalau berbeda antara sidik jari maka harus dievaluasi," tandasnya.
Perlu diketahui, saat ini mesin absensi elektronik sudah terpasang di 23 lokasi rusun milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengawasan terhadap penghuni rusun.