Selasa, 18 Juli 2017 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Andry 1466
(Foto: Punto Likmiardi)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan pengerukan di Situ Lembang yang saat ini mengalami sedimentasi. Rencananya pengerukan di situ yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat tersebut dimulai Agustus mendatang.
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menyampaikan, kondisi Situ Lembang sudah sangat memprihatinkan. Selain mengalami sedimentasi, situ tersebut juga kerap menebar bau tak sedap pada siang hari.
"Situ Lembang harus segera dinormalisasi. Karena airnya sudah dangkal, baunya menyengat, dan keruh," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/7).
Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede menuturkan, pengerukan Situ Lembang terakhir kali dilakukan 2005 silam. Berdasarkan hasil perhitungan sementara, di dalam situ tersebut terdapat 8.014 kubik lumpur yang mengendap.
"Tinggi muka air Situ Lembang bisa mencapai 3,48 meter. Namun saat ini hanya tersisa 1,3 meter. Sisanya sudah tertutup dengan lumpur," jelasnya.
Menurut Mangara, pihaknya juga telah melakukan pengujian laboratorium terhadap kualitas air di Situ Lembang. Hasilnya amonia tinggi dan kualitas air melebihi baku mutu. Padahal di situ tersebut masih terdapat sebanyak 10 titik mata air.
"Pengujian dilakukan karena pada April lalu, terdapat ratusan ikan yang mati di dalam situ. Saat ini masih ada sekitar 25 ribu ikan nila di sana," ungkapnya.
Ia menambahkan, pengerukan lumpur di Situ Lembang direncanakan mulai dikerjakan Agustus dan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Ditargetkan pengerukan di situ ini bisa dirampungkan pada Oktober.
"Kami serahkan ke Dinas Sumber Daya Air untuk melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat sendiri," tandasnya.