Jumat, 15 Agustus 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 5957
(Foto: doc)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai, ada kejanggalan dalam pemberian trayek Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB). Untuk itu, operasional APTB akan dihapuskan. Nantinya, pengelolaan APTB akan diserahkan kepada BUMD Transjakarta.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menuturkan, seharusnya Dishub DKI fokus dan konsentrasi pada pengelolaan Transjakarta saja. Dirinya juga mempertanyakan Dinas Perhubungan yang justru tidak pernah menambah jumlah Transjakarta tetapi justru mengadakan trayek APTB.
"Iya mau dihapus. Habisnya dari dulu memang ada kesengajaan dari Dinas Perhubungan, karena tidak pernah beli bus (Transjakarta), tidak pernah perluas Transjakarta. Tapi malah Dishub beri izin trayek kepada APTB. Harusnya teorinya tidak ada APTB. Teorinya itu kamu mesti memperpanjang jangkauan Transjakarta. Itu teori transportasi," kata Basuki, di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (15/8).
Pihaknya, kata Basuki, mensinyalir adanya permainan di Dinas Perhubungan dalam pemberian trayek kepada APTB tersebut. Karena, untuk mengoperasikan Transjakarta, beberapa trayek reguler dihapuskan. Hal ini bertujuan
meminimalisir kemacetan ibu kota. "Tahu tidak, Transjakarta itu setengah mati menggabungkan trayek bus yang lama atau menghilangkan trayek orang untuk diubah agar tidak macet. Bagaimana tiba-tiba diubah dan diciptakan APTB," ujarnya.Ke depan, pengeloaan APTB akan diambil alih oleh BUMD Transjakarta. Nantinya sistem pembayaran sama dengan operator Transjakata lainnya, yakni dibayar dengan sistem rupiah per kilometer. "Nanti akan diintegrasikan dengan Transjakarta. Kita mau omongin dengan Transjakarta, secara bisnis to bisnis," ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar menambahkan, pihaknya tidak akan menambah lagi trayek APTB. Bahkan, saat ini tengah dilakukan evaluasi terhadap keberadaan APTB. Trayek APTB di Jakarta saat ini berjumlah 12 rute. "Kita akan koordinasikan cepat. Kita berharap akan menggunakan sistem di Transjakarta juga," kata Akbar.