Sabtu, 18 Februari 2017 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 10351
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta memprogramkan kegiatan monitoring penurunan muka tanah di Ibukota. Monitoring tersebut diprogramkan sebagai dasar perencanaan agar pembangunan sesuai dengan tata ruang.
Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Agus Saryanto mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penurunan muka tanah. Di antaranya seperti pengambilan air tanah, kompaksi alamiah, tektonik, dan beban bangunan.
"Masing-masing punya kontribusi terhadap penurunan tanah dan setiap wilayah tidak sama," katanya, Sabtu (18/2).
Agus mengungkapkan, muka tanah di wilayah Ibukota selama periode 2000-2014 mengalami penurunan
antara 0-0,6 meter. Rinciannya di Jakarta Barat 0,4-1,6 meter, Jakarta Timur 0-1,6 meter, Jakarta Pusat 0-0,6 meter, dan Jakarta Utara 0-2 meter.
"Rencananya ada 100 titik yang akan kita pantau tahun ini. 56 titik lama dan sisanya titik baru," tuturnya.
Ia menjelaskan, metode yang digunakan untuk memonitoring penurunan muka tanah ini yakni dengan pengamatan GPS Geodetik. Proses monitoring ini ditargetkan mulai berjalan April mendatang setelah tahap lelang selesai.