Selasa, 12 Agustus 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 3315
(Foto: doc)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama mengaku kurang setuju dengan penambahan hari masuk sekolah. Pasalnya, saat akhir pekan yakni Sabtu dan Minggu sebaiknya memang digunakan untuk istirahat dan berkumpul bersama keluarga.
"Saya lebih cenderung lima hari. Biar ada waktu buat keluarga saat Sabtu-Minggu. Misalnya ada undangan ke rumah saudara, kakek nenek, kan macam-macam. Dia juga bisa ke kegiatan di luar yang dia suka. Toh sampai Jumat juga pulang sore atau malam juga sama macet Jakarta," kata Basuki, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (12/8).
Diakui Basuki, rencana penambahan hari masuk sekolah ini dikarenakan diterapkannya kurikulum 2013. Sehingga volume mata pelajaran bertambah. Pemprov DKI Jakarta pun masih melakukan kajian terhadap rencana tersebut. "Masih dikaji. Itu karena kurikulum 2013 itu banyak. Kalau dipaksakan sampai Jumat sore," ujarnya.
Menurut Basuki, berdasarkan survei yang dilakukan baik siswa maupun orangtua murid lebih suka sekolah dimaksimalkan hingga hari Jumat. Bahkan mereka tidak mempermasalahkan jika jam masuk sekolahnya yang ditambah. "Tapi kan hasil survei orang lebih suka sampai Jumat, meski pulang sore sekalian," ucapnya.
Pihaknya pun masih mencari solusi bagi sekolah yang menerapkan dua shift. Karena jika ada dua shift, maka waktu yang ada tidak akan mencukupi. Untuk shift kedua siswa bisa pulang hingga pukul 21.00 WIB. "Nah, sekarang yang jadi masalah kalau sekolah yang dipakai dua shift. Makanya kita pertimbangkan itu. Tapi intinya, kita lebih sepakat capek-capek sekalian deh. Sampai Jumat. Saya juga gitu kerja," tegasnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan kajian terhadap penambahan hari masuk sekolah. Sebab, pada penerapan kurikulum 2013, volume mata pelajaran menjadi lebih banyak. Sehingga untuk sekolah bertaraf nasional yang semula hanya masuk lima hari, ditambah menjadi enam hari. "Belum final. Masih dalam kajian," tukasnya
.