Senin, 28 November 2016 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Rio Sandiputra 3661
(Foto: doc)
Program imunisasi anti infeksi Human Papilloma Virus (HPV) harus menjadi program nasional. Sebab imunisasi tersebut bisa memperkecil risiko penyakit kanker serviks.
"Vaksinnya akan diproduksi dengan biofarma agar menjadi program nasional. Negara sekitar seperti Singapura dan Malaysia saja sudah melakukan terlebih dahulu," ujar Prof Andrijono, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Senin (28/11).
DKI Jakarta, lanjut Andrijono, bisa menjadi proyek percontohan untuk program tersebut. Sebab infrastrukturnya saat ini yang paling siap diantara daerah lain di Indonesia.
Menurutnya, penderita kanker serviks sekitar 70 persen baru datang ke rumah sakit pada stadium 3. Padahal dalam jangka waktu 2-3 tahun dapat meninggal akibat penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi Priharto berharap dukungan semua pihak untuk pemberian imunisasi HPV yang saat ini diberikan secara gratis. Pencegahan kanker serviks tingkat keberhasilannya bisa mencapai 100 persen jika diberikan dua kali pada kelompok umur yang belum pernah terinveksi HVP.
"Ini dimulai dari anak perempuan umur 9-13 tahun yang merupakan usia sekolah dasar. Kita harap dukungan seluruh pihak untuk mensukseskan program ini," tandasnya.