Selasa, 08 November 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 3090
(Foto: Yopie Oscar)
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono menilai pengelolaan Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, masih tradisional. Sebab beberapa pekerjaan masih dilakukan secara manual."Ini memang masih manual semua. Paling ideal memang ITF, bagaimana ubah sampah jadi PLTS sampah. Ini tradisi lama, kesan saya masih sangat tradisional. Lihat tuh gunung sampahnya sampai seperti itu," kata Sumarsono, di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Selasa (8/11).
Seharusnya tumpukan sampah dilapisi dengan tanah, namun hal itu belum dilakukan. Selain itu, peralatan yang ada juga dinilai masih kurang. Hal itu akibat adanya transisi, yang sebelumnya dikelola oleh pihak ketiga saat ini sudah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Kami itu sekarang hanya mampu operasikan 20 peralatan, padahal idealnya 60 alat berat. Bayangkan saja apa nggak terhambat truk itu," ucapnya.
Sumarsono melakukan kunjungan ke TPST Bantar Gebang lantaran salah satu Pekerjaan Rumah (PR) yang ditinggalkan oleh Gubernur DKI Jakarta definitif, adalah mengenai pengelolaan sampah di Bantar Gebang.
Pada kesempatan ini, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi serta jajaran pejabat baik dari Pemprov DKI Jakarta maupun Pemkot Bekasi turut mendampingi.