Senin, 19 September 2016 Reporter: Nurito Editor: Budhi Firmansyah Surapati 3820
(Foto: Nurito)
Pembangunan Waduk Rambutan 1 hingga kini baru mencapai 15 persen. Padahal, waduk ini ditarget rampung akhir tahun 2016.
Adapun kendala yang dihadapi yakni, alat berat yang minim serta adanya kendala pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk mengoperasikan alat berat tersebut.
Pantauan Beritajakarta.com, empat alat berat yang terdiri dari tiga arm roll amphibi dan satu backhoe mini, tidak beroperasi lantaran tidak adanya pasokan solar.
Akmal (37), salah seorang warga menuturkan, sejak Sabtu (17/9) lalu, empat alat berat itu tidak dioperasikan. Para operatornya tidak melakukan aktivitas dan hanya mengontrol alat berat di lokasi proyek.
"Sejak Sabtu lalu alat berat tidak beroperasi. Katanya tidak ada solar," ujarnya, Senin (19/9).
Terkait hal itu, pengawas proyek pembangunan Waduk Rambutan 1, Marudin mengakui, alat berat tidak bekerja karena tidak adanya solar. Ia berharap, hari ini pasokan solar terkirim, sehingga mulai Selasa (20/9), alat berat dapat kembali beroperasi.
"Hari Sabtu sempat beroperasi setengah hari namun terhenti karena BBM habis. Sekarang kami masih menunggu pasokan," ujarnya.
Menurut Marudin, untuk mengoperasikan empat alat berat dibutuhkan sekitar 480 liter solar.
Staf Bidang Sungai dan Pantai Sistem Aliran Timur, Dinas Tata Air DKI Jakarta, Asep Setia Permana mengakui, ada kendala di pasokan solar. Terakhir stok solar tersisa 600 liter pada Kamis (15/9). Namun sudah terpakai seluruhnya sehingga hari Sabtu (17/9), alat berat tidak bisa dioperasikan lagi.
"Kami akui ada kendala di pasokan solar. Karena pembeliannya pakai voucher, tidak bisa pakai jerigen untuk mengantre di SPBU seperti dulu," ucap Deden.
Diprediksi, solar baru bisa diambil para Rabu (21/9). Diharapkan, seluruh alat berat yang ada bisa dioperasikan.