Jumat, 19 Agustus 2016 Reporter: Nurito Editor: Nani Suherni 5000
(Foto: Yopie Oscar)
Pemerintah Provinsi DKI akan memiliki pusat perkulakan terbesar di Ibukota. Rencananya pada Desember mendatang, pusat perkulakan di Pasar Induk Kramat Jati mulai dioperasikan. Di tempat ini seluruh harga kebutuhan pokok dijual murah dengan sistem grosir.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pusat perkulakan di Pasar Induk Kramat Jati mendorong pelaku usaha menghadapi pasar bebas, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Selain itu juga untuk menghadapi persaingan dengan pasar modern.
"Desember mendatang Pasar Jaya mempunyai Pusat Perkulakan di Pasar Induk Kramat Jati. Saya sudah menugaskan PD Pasar Jaya untuk membangunnya," kata Basuki, di Pusat Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (19/8).
Menurutnya, saat ini pasar tradisional cenderung kalah saing dengan pasar modern. Salah satu penyebabnya adalah, pedagangnya belanja dengan harga tinggi. Sehingga saat dijual ke konsumen pun tinggi. Padahal harga di pasar modern jauh lebih murah. Konsumen tentunya memilih harga yang jauh lebih murah dengan kualitas bagus.
"Kenapa kita tidak bisa bersaing, ya karena belanjanya saja bukan harga pabrik atau distributor. Tapi belanjanya dari tangan ke empat atau lima sehingga harganya sudah tinggi," tandasnya.
Bahkan, ada juga pedagang yang berbelanja dengan modal hasil dana pinjaman atau
utangan. Tentunya ini membuat semakin sulit lagi. Karena harga yang dijualnya semakin lebih tinggi. Kondisi ini tentu akan membuat kalah persaingan dengan pasar lain.