Selasa, 19 Juli 2016 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Nani Suherni 7206
(Foto: Ilustrasi)
Dini Maharani (14), salah satu siswa SMPN 70 di Tanah Abang, Jakarta Pusat berhak menerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) setiap tahun. Namun di tahun 2016 dirinya tidak lagi menerima KJP lantaran tidak didata oleh guru.
Dina Anisa (14), kakak kandung Dini mengatakan, ia dan adiknya setiap tahun selalu menerima KJP. Namun untuk tahun 2016 ini adiknya tidak menerima lagi KJP, lantaran adiknya tidak merespons ketika ditanya guru. Saat proses verifikasi ulang KJP, dua saudara kembar ini memang berbeda kelas.
"Dini 7E saya 7A, kalau di kelas saya, kaya diabsen oleh wali kelas maju satu-satu dan ditanya kaya kamu punya mobil atau motor tidak? Uang jajannya berapa? kalau di 7E hanya ditanya siapa yang dapat KJP," kata Dini saat ditemui disekolahnya, Selasa (19/7).
Namun, karena adiknya menderita sakit, ketika diumumkan oleh wali kelasnya, Dini tidak tunjuk tangan dan tidak merespons sama sekali.
Kasubag TU SMPN 70, Sudahad mengatakan, seharusnya guru atau wali kelas melakukan verifikasi data dengan memanggil siswa yang mengajukan KJP. Jadi tidak hanya memanggil siswa saja, tetapi diverifikasi selanjutnya, disurvei ke rumahnya.
"Prosedurnya siswa yang akan mendapatkan KJP diverifikasi langsung, bukan hanya diumumkan saja," katanya saat ditemui di SMPN 70.
Sementara itu, Kasudin Pendidikan Jakarta Pusat Wilayah 1 Sudjadiono saat dikonfirmasi mengatakan, Dini tidak mendapatkan KJP, karena kesalahan dari operator. Sehingga data yang telah diinput tidak masuk dalam sistem.
"Jadi data sudah diinput, tapi satu tombol lagi tidak diklik, sehingga data tidak terinput di sistem," jelasnya.
Namun, Sudjadiono memastikan jika bulan ini Dini akan mendapatkan KJP dan pihaknya juga meminta pihak sekolah untuk mengawasi dan mengontrol mengenai penginputan data, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan seperti ini.
"T
ahun ini saya pastikan siswa tersebut akan mendapatkan KJP," tandasnya.