Selasa, 28 Juni 2016 Reporter: Nurito Editor: Nani Suherni 3197
(Foto: Nurito)
Kasus demam berdarah dengue (DBD), di Jakarta Timur dinilai tinggi.
Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana menduga sistem kerja juru pemantau jentik (Jumantik) tidak maksimal. Karenanya ia mengancam akan mengganti Jumantik yang lambat bekerja.
Bambang bahkan akan melaporkan pada gubernur dan mengusulkan honor Jumantik ditahan atau tidak dicairkan. Jika tidak ada perubahan ke arah lebih baik dalam menekan angka DBD.
Saat ini kasus DBD di Jakarta Timur, sejak Januari-Juni ini sudah menembus angka 4.274 kasus dengan angka kematian lima orang. Angka ini menduduki peringkat pertama di DKI.
“Saya melihat tidak ada keberanian Jumantik dalam membuat laporan saat menemukan kasus. Laporan yang diberikan Asal Bapak Senang (ABS)
saja. Ke depan harus berubah kalau tidak ya ada sanksi tegas," kata Bambang, Selasa (28/6).Pihaknya juga meminta peran lurah dan camat untuk lebih serius mengawasi kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Jika ada temuan kasus DBD segera laporkan ke SKPD terkait agar ditindaklanjutinya. Sehingga kasus DBD tidak menyebar lebih luas.
Pasca lebaran nanti pihaknya berjanji untuk menggalakan PSN di semua wilayah. PSN dilakukan secara acak dan mendadak. Ia tak mau lagi mengikuti jadwal kegiatan PSN. Cara ini diharapkan dapat merubah sikap masyarakat agar lebih peduli lingkungan.