Selasa, 28 Juni 2016 Reporter: Nurito Editor: Nani Suherni 2909
(Foto: Nurito)
Meningkatnya jumlah penumpang di Terminal Kampung Rambutan, ternyata dibarengi dengan banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Pantauan Beritajakarta.com Selasa (28/6), sejumlah pengamen berkeliaran di peron atau tempat menunggu penumpang di terminal ini.
Sebagian pengamen bahkan membekali diri dengan sound system yang digendong dan ada pula yang hanya menyodorkan selembar amlop.
Jumlah pengasong juga semakin banyak. Setiap calon penumpang datang, langsung ditawari aneka dagangan mereka. Tak sedikit juga yang menawarkan jasa penukaran uang mulai dari pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 hingga Rp 20.000.
Jajang (42) pemudik tujuan Tasikmalaya, Jawa Barat ini merasa tidak nyaman dengan kondisi terminal. Belum sempat mencari bus tujuannya, Ia justu sudah dihadapkan dengan pengasong dan pengamen bergantian.
"Pusing juga masuk terminal. Pengasongnya banyak sekali, pengamen dan peminta minta juga datang bergantian," kata Jajang, Selasa (28/6).
Senada dengan Jajang, Surya (37), pemudik lainnya, menukarkan uang pecahan dari Rp 50.000 menjadi Rp 5.000. Dari nilai Rp 200 ribu, Uang yang Ia peroleh dipotong Rp 20.000 oleh penjual jasa penukaran uang.
"Saya nukar Rp 200 ribu, tapi diberinya Rp 180 ribu untuk pecahan Rp 5.000. Jadi dipotong Rp 20 ribu. Terpaksa nuker untuk kepentingan di kampung," ungkapnya.
Terkait hal itu, Camat Ciracas, Manson Sinaga mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah memerintahkan Satpol PP untuk menjaga kawasan terminal dari PMKS. Bahkan pada Senin (27/6) kemarin sudah dilakukan penyisiran oleh Satpol PP. Namun sejauh ini belum ditemukan adanya PMKS yang terjaring.
"Kemarin sudah disisir oleh Satpol PP namun belum mendapatkan PMKS. Nanti kita perintahkan lagi untuk razia dan menjaring PMKS," tandasnya.