Selasa, 01 Juli 2014 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Agustian Anas 12184
(Foto: doc)
Pelayanan kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih Barat I dikeluhkan sebagian besar warga, terutama pasien yang berobat di puskesmas tersebut.
Selain karena kepala puskesmas yang merangkap dokter, Rini Dwi Putranti, jarang berada di tempat, jumlah pasien yang berobat di puskesmas yang terletak di Jalan Cempaka Putih Barat XIX itu juga dibatasi. Alhasil, seringkali pasien yang sudah antre sejak pagi tidak dilayani.
"Saya sudah antre sejak pukul 07.00. Karena dokternya ngak ada, saya disuruh kembali lagi esok harinya," keluh Dwi Haryanti, salah seorang pasien, Selasa (1/7).
Namun karena butuh pengobatan, akhirnya si pasien menuruti instruksi pihak puskesmas dan kembali esok harinya.
"Saya datang lagi esok harinya. Namun setelah menunggu hingga pukul 12.00, dokternya tak kunjung datang juga," ucapnya kesal.Dia juga menceritakan, pengalaman kurang enak yang dialami temannya. "Teman saya disuruh pulang karena jumlah pasien yang antre untuk berobat sudah 10 orang. Ini kan aneh. Masa dibatasi seperti itu," ungkapnya.
Namun tudingan pasien tersebut disangkal Rinta, salah seorang bidan di puskesmas Cempaka Putih Barat I. Menurutnya, pihak puskesmas tidak pernah membatasi jumlah pasien yang berobat. "Kami tidak pernah membatasi pasien untuk berobat. Yang ada, peralatan medis kami sangat terbatas," katanya.
Mengenai kepala puskesmas Rini Dwi Putrianti yang jarang berada di tempat, Rinta mengatakan dikarenakan sering menghadiri undangan rapat. "Bu dokter memang kerap keluar, karena sering ada undangan dari Dinas Kesehatan mewakili kelurahan," ungkapnya.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Netry Listriani, mengatakan, tingkat kehadiran Kepala Puskesmas Cempaka Putih Barat I sangat baik. Hal itu bisa dibuktikan dari data absensi yang diperoleh dari kepala puskesmas tingkat kecamatan. "Kita kan ada daftar absesinya, saya selalu cek itu, dan dia (dokter Rini) tingkat kehadirannya sangat baik," terang Netry.
Menurut Netry, ketidakhadiran dokter Rini yang dikeluhkan pasien itu juga sepengetahuan dirinya. "Memang dia (dokter Rini) ngak hadir karena ada undangan dari dinas, dan undangan itu ditembuskan ke saya juga. Jadi kalau dia ngak hadir, saya ngak mungkin tidak mengetahuinya," ucap Netry.
"Saya senang kalau ada warga melapor, berarti warga aktif. Kalau mau melapor bisa ke tingkat kecamatan, atau langsung ke Sudin Kesehatan di Jalan Salemba, Jakarta Pusat," ungkapnya.