Rabu, 27 April 2016 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Andry 5217
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Ratusan warga eks Pasar Ikan, RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara mulai merasa kerasan tinggal di Rusun Marunda. Kini, warga yang telah direlokasi ke rusun ini meminta bantuan modal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menjalankan usaha.
Lia (25), warga eks Pasar Ikan mengaku sempat menolak direlokasi ke Rusun Marunda bersama dengan suaminya Muhammad Kasan (35) dan dua anaknya Muhammad Fardan (6) dan Larisa (9 bulan).
"Awalnya saya dan suami nggak mau pindak ke rusun. Karena lokasinya jauh dari tempat suami saya kerja. Suami saya pekerjaannya nelayan yang kapalnya bersandar di Pasar Ikan," katanya saat ditemui di Rusun Marunda, Rabu (27/4).
Ia mengatakan, sempat bertahan di kawasan Pasar Ikan selama sepekan bersama anggota keluarganya dengan tinggal di dalam perahu. Karena mulai merasa tidak nyaman, keluarganya pun memutuskan pindah ke Rusun Marunda, tepatnya Klaster B 9 No 16 sampai sekarang.
"Saya kaget, begitu masuk ke rusun sudah tersedia TV, kulkas, kompor, tabung dan satu paket tempat tidur," akunya.
Menurut Lia, unit rusun yang ditempati tidak panas dan nyaman dengan pemadangan langsung tembus ke laut. Tidak hanya itu, putranya pun merasa senang karena dapat bermain sepakbola di dalam areal rusun.
"Jujur dibanding tempat lama saya di Pasar Ikan, rusun yang saya tempati jauh lebih bagus dan nyaman karena tidak padat dan sumpek. Makanya, saya mulai betah tinggal di rusun ini," ucapnya.
Kini, Lia meminta Pemprov DKI dapat memberikan bantuan modal untuk usaha bagi keluarganya. Mengingat, pendapatan suaminya sebagai nelayan tidak cukup menopang biaya hidup sehari-hari.
Terlebih, suaminya pulang ke rusun setiap empat hari sekali dalam seminggu karena kapal nelayan yang digunakannya untuk mencari ikan berada di kawasan Pasar Ikan.
"Kita tidak ada modal untuk usaha. Jadi terpaksa suami pulang empat hari sekali kalau ada uang," ungkapnya.
Nyamannya tinggal di Rusun Marunda juga dirasakan Hatifah (70) warga eks Pasar Ikan yang telah menempati unit di Klaster B lantai 3, No 12. Wanita yang tinggal seorang diri di rusun ini mengaku bingung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
"Saat ini uang sudah mulai menipis buat makan. Makanya untuk bertahan hidup, saya harap ada bantuan dari pemerintah dalam bentuk apa saja. Salah satunya modal untuk dagang," pintanya.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Rusun Marunda, Suharyanti menuturkan,
saat ini total warga eks Pasar Ikan yang telah direlokasi ke Rusun Marunda ada sebanyak 113 KK."Mereka tersebar di Klaster A, B dan C," tandasnya.