Jumat, 15 April 2016 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Rio Sandiputra 5127
(Foto: Ilustrasi)
Periode 1 Maret-1 April 2016, Tim Reaksi Cepat (TRC) Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan telah menindaklanjuti 200 laporan masyarakat yang diunggah melalui aplikasi Qlue. Laporan masyarakat dibagi menjadi empat jenis yakni, parkir liar, kemacetan, angkot ngetem, dan lawan arus.
Dalam sebulan itu, TRC sudah menindaklanjuti 78 laporan parkir liar, 23 laporan kemacetan, 80 laporan angkot ngetem, dan 19 laporan pengendara yang lawan arus.
Kecamatan Setiabudi menempati peringkat pertama yang parkir liarnya dikeluhkan warga sebanyak 28 laporan. Sedangkan Kecamatan Cilandak paling banyak laporan terkait kemacetan dengan jumlah enam laporan.
"Laporan angkot ngetem itu paling banyak di Kecamatan Tebet dengan jumlah 27 laporan. Kalau laporan pengendara yang lawan arus paling banyak di Kecamatan Pesanggrahan dengan jumlah 10 laporan
," kata Laura Leonika Harianja, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Sudinhubtrans Jakarta Selatan, Jumat (15/4).Melihat total laporan per kecamatan, maka Kecamatan Tebet menempati posisi teratas dengan total 44 laporan disusul Kecamatan Setiabudi dengan total 40 laporan.
Dikatakan Laura, keluhan masyarakat yang diunggah melalui Qlue diterima oleh Admin Qlue, kemudian disampaikan kepada Kasiop/Kasi Wasdal dan Komandan Regu (Danru). Setelah itu Danru melanjutkan keluhan masyarakat kepada para Komandan Sektor (Dansektor) dan Wakil Komandan Sektor (Wadansek) di tiap kecamatan.
"Dansektor dan Wadansektor membuat foto tindaklanjut di lokasi laporan masyarakat. Admin Qlue membuat laporan Qlue yang telah direspon," tandas Laura.