Kamis, 31 Maret 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 4570
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) tahun ini mengalami penurunan.
Berkurangnya jumlah penerima KJP karena sudah tidak ada lagi data ganda. Semua data penerima sudah diverifikasi ulang."KJP tahun ini lebih sedikit jumlahnya," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (31/3).
Basuki menegaskan, sebelumnya banyak data penerima KJP yang fiktif. Karena masih ada oknum yang bermain, namun saat ini seleksinya lebih ketat. Bahkan jika ada siswa yang menerima bantuan serupa seperti dari Yayasan Beasiswa Jakarta atau Bazis juga akan dicoret.
"Yang fiktif-fiktif saya buang. Saya beri sanski. Terus yang dapat bantuan dari Yayasan Beasiswa Jakarta dan Bazis saya potong. Karena seorang nggak boleh dapat tiga bantuan sekaligus," tegasnya.
Selain mengurangi jumlah penerima, mulai tahun lalu Basuki juga menerapkan KJP tidak boleh diambil tunai. Tujuannya agar bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran penggunaannya.
Data dari Dinas Pendidikan penerima KJP tahun 2014 dari tingkat SD hingga SMA mencapai 573.089 siswa. Terdiri dari siswa sekolah negeri mencapai 422.548 siswa atau 73,7 persen dan siswa sekolah swasta mencapai 150.541 siswa atau 26,3 persen.
Kemudian, total jumlah penerima KJP di tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 561.408 siswa. Yang terdiri dari siswa sekolah negeri sebanyak 328.183 siswa atau 58,3 persen dan sekolah swasta sebanyak 233.225 siswa atau 41,7 persen.
Sementara, total jumlah penerima KJP tahap pertama di tahun 2016 mencapai 531.007 siswa. Dengan rincian, siswa sekolah negeri mencapai 310.118 siswa atau 58,3 persen dan sekolah swasta sebesar 220.889 atau 41,7 persen.