Sabtu, 26 Maret 2016 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Rio Sandiputra 5291
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Omzet pedagang kaki lima (PKL) binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta di Lokbin Beranda Nusantara, Mall Kota Kasablanka, mengalami penurunan hingga 50 persen.
Kondisi ini diduga berawal dari ditemukannya zat atau kandungan berbahaya pada makanan yang dijual oleh sejumlah pedagang pada Jumat (18/3) lalu.
Mul (40), seorang pedagang bakso mengatakan, pasca penemuan kandungan berbahaya pada jajanan sejumlah pedagang binaan, hasil penjualannya berkurang sehubungan dengan mulai sepinya pengunjung maupun karyawan yang datang ke lokbin.
"50 persen ada mungkin. Menurun mulai Sabtu pekan lalu, kena imbas dari ditemukannya sebagian makanan yang mengandung bahan pengawet, yang datang jadi kurang. Biasanya ramai jam 12.00 sampai 13.30 rame, lanjut lagi jam 15.00 - 19.00, tapi sekarang jam segitu mulai sepi," ujar Mul, Sabtu (26/3).
Meski demikian, dirinya juga mengapresiasi telah dilakukannya sidak pengawasan pangan atau jajanan oleh Dinas KUMKMP dan BBPOM DKI Jakarta. Dikatakan Mul, dengan begitu makanan atau jajanan di Lokbin Beranda Nusantara jadi lebih aman untuk dikonsumsi.
"Jauh-jauh hari sudah disosialisasiin di Wali Kota sudah lama, tapi pedagangnya nganggap remeh. Karena belum kejadian seakan-akan ngentengin," tutur Mul.
Senada dengan Mul, Merry (39) pedagang makanan khas Manado mengatakan, dari 22 PKL yang ada di lokbin itu ada empat PKL yang diketahui menggunakan bahan berbahaya. Namun, dampak penurunan omzet dirasakan langsung oleh PKL yang ada di lokbin tersebut.
"Orang keburu takut ke sini. Ada kira-kira 50 persen penurunan. Kalau biasanya penuh, kapasitas kursinya nggak nampung mau cari tempat duduk, tunggu-tungguan ngantri," tandas Merry.