Jumat, 18 Maret 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 4579
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengkritik sistem Bank DKI yang dinilai sudah ketinggalan zaman. Dirinya meminta sistem yang digunakan bisa diperbaharui agar bisa mengikuti perkembangan.
"Bank DKI kurang canggih punya sistem, masih jadul (jaman dulu). Saya nggak mau yang jadul-jadul, Saya mau yang gampang semua," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (18/3).
Basuki mengatakan, tidak ingin semua transaksi menggunakan virtual account. Saat ini kebiasaan orang sudah berubah, konsumen ingin yang mudah untuk bertransaksi.
"Saya tidak mau semua pakai virtual account, saya mau aplikasi yang gampang pilihan," katanya.
Basuki ingin saat melakukan transaksi, konsumen tidak perlu lagi mengingat nomor akun. Karena nomor akun yang ada biasanya cukup sulit untuk dihapal.
"Orang nggak gampang ingat angka rekening saya berapa. Saya mau nama saya Basuki, jangan suruh saya inget angka nomor account. Jadi saya mau ketik nama Basuki keluar sesuai dengan tagihan dan alamat saya," katanya.
Direktur Utama (Dirut) Bank DKI, Kresno Sediarsi mengatakan, jika melakukan transaksi antara bank tetap harus ada virtual account. Sementara untuk biaya retribusi langsung, bisa tanpa menggunakan virtual account. Saat ini pihaknya pun masih membangun sistem untuk pembayaran retribusi tersebut.
"Kalau dibilang jadul, nggak juga. Kalau antar bank, kalau interoperatability di Indonesia masih jadul, itu masalahnya. Kalau kamu mau masukin BCA, lewat mandiri, BNI, pasti dimasukkan nomor rekkening kan? Karena memang sistem begitu," tandasnya.