Senin, 09 Juni 2014 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Agustian Anas 2364
(Foto: doc)
Kebakaran masih menghantui warga Jakarta Pusat. Bagaimana tidak, sepanjang tahun ini telah terjadi 44 kasus kebakaran di wilayah itu. Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun kerugian materi yang ditimbulkan akibat amukan si jago merah mencapai Rp 9.578.000.000.
Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin Damkar dan PB) Jakarta Pusat, Rahmat Kristantio mengatakan, penyebab kebakaran di wilayahnya didominasi oleh hubungan pendek arus listrik.
Dari 44 kasus kebakaran di Jakarta Pusat, 34 kasus diantaranya disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik, 4 kasus karena kompor, dua kasus karena puntung rokok, dan 4 kasus karena lain-lain.
"Penyebab kebakaran masih didominasi kor
sleting listrik," ujar Rahmat, Senin (9/6).Rahmat mengatakan, ini dikarenakan pemasangan instalasi listrik secara sembarangan dan kabel-kabel listrik yang terkelupas. "Penggunaan listrik melebihi kapasitas, apalagi sampai mengambil listrik secara ilegal juga dapat memicu terjadinya kebakaran," katanya.
Kasie Operasional Sudin Damkar dan PB Jakarta Pusat, Sudarno menambahkan, mayoritas peristiwa kebakaran melanda pemukiman padat penduduk, seperti di Tanah Tinggi, Galur, dan Kramat. "Umumnya, kebakaran terjadi di daerah padat penduduk," ujarnya.
Untuk menekan kasus kebakaran di wilayahnya, kata Sudarno, pihaknya mengimbau warga agar mematikan aliran listrik jika hendak meninggalkan rumah dalam waktu lama. "Jangan lupa matikan aliran listrik jika ingin bepergian lama," pintanya.