Kamis, 18 Februari 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Nani Suherni 6114
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, penataan Kalijodo ingin dilakukan sejak 2014 lalu. Namun penertiban tertunda, lantaran Pemprov DKI lebih fokus ke relokasi Waduk Pluit dan Kampung Pulo.
"Saya sudah mau tertibkan sejak 2014, cuma waktu itu (penataan -red) Waduk Pluit belum selesai," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (18/2).
Basuki menjelaskan, dirinya mendapatkan masukan untuk menertibkan kawasan harus dilakukan secara bertahap. Sehingga bisa meminimalisir resistensi yang terjadi.
Namun saat ini, kawasan Waduk Pluit sudah relatif bersih. Sehingga kawasan lainnya bisa ditertibkan juga secara bertahap.
Beberapa waktu lalu Pemprov DKI Jakarta juga telah menertibkan kawasan Kampung Pulo. Karena akan dilakukan normalisasi Sungai Ciliwung. Warganya direlokasi ke rumah susun (rusun) Jatinegara Barat.
"Tim intel bilang, kalau bapak mau tertibkan Waduk Pluit, Kalijodo jangan dirobohin dulu, takutnya mereka gabung," ujarnya.
Basuki mengaku, penataan Kalijodo diingatkan oleh kecelakaan yang melibatkan mobil fortuner di Jalan Raya Daan Mogot beberapa waktu lalu. Ia memastikan, penataan Kalijodo untuk mengembalikan jalur hijau yang diduduki oleh warga.
"Kalijodo bukan urusan prostitusi. Kalau prostitusi ya cuma menutup tempat klubnya, kafenya. Makanya, bagi saya adalah bagaimana tanah negara yang peruntukkannya untuk hijau, harus kami ambil kembali. Soal di dalamnya ada Kalijodo ada prostitusi itu urusan kedua," tandasnya.