Kamis, 18 Februari 2016 Reporter: Nurito Editor: Rio Sandiputra 4185
(Foto: Ilustrasi)
Meskipun Terminal Pulogebang, Jakarta Timur belum dioperasikan secara resmi, namun biaya tagihan listrik yang harus dibayar setiap bulannya sebesar Rp 250 juta. Ini disebabkan daya listrik yang ada di terminal tersebut mencapai 4.800 Kilo Volt Ampere (KVA)
Kepala Satuan Pelaksana Sarana Prasarana UPT Terminal Pulogebang, Piten Sagala mengatakan, biaya listrik saat ini memang sangat mahal. Karena harus ditanggung UPT sendiri. Berbeda halnya jika sudah dioperasikan, rekening listrik ini bisa berbagi dengan pemilik tenan yang ada di terminal tersebut.
"Daya listriknya memang sangat tinggi, mencapai 4.800 kilo volt
ampere. Mau kita turunin daya, nanti malah repot lagi. Karena untuk menaikan daya tentu butuh biaya banyak lagi," ujar Piten, Kamis (18/2).Menurutnya, selain cukup memberatkan, tingginya tagihan listrik ini juga membuat rugi UPT. Sebab walau belum dioperasikan secara keseluruhan, tagihan listrik harus dibayarkan tepat waktu setiap bulannya. Karenanya, ia berharap agar terminal ini cepat dioperasikan.
Terminal Pulogebang dibangun tahun 2010 lalu dan rampung tahun 2012. Jika tagihan listrik dimulai dari tahun 2012, maka pengeluaran biaya untuk listrik saja hingga saat ini sudah lebih dari Rp 12 miliar.