Senin, 15 Februari 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 3220
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama akan memberikan beberapa keringanan bagi panitia penyelenggara Java Jazz. Diantaranya, pemotongan pajak dan mempermudah perizinan.
"Kami nggak mau ada event internasional yang sudah legendaris, pikirin tarif pajak yang gede. Kami suport dari pengurangan pajak," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Sein (15/2).
Tidak hanya pemotongan pajak, Basuki juga akan mencontek kemudahan apa saja yang diberikan oleh Malaysia dan Singapura untuk penyelenggaraan serupa.
"Misalnya di Malaysia atau Singapura kasih kemudahan apa, kami ikutan," ucapnya.
Basuki mengaku lebih mendukung berbagai festival internasional yang digelar swasta, ketimbang menggelar festival sendiri. Sebab, diyakininya pihak swasta akan lebih maksimal dalam menyelenggarakan sebuah festifal.
"Kami gelar festival di Dinas Pariwisata habisin Rp 1,3 triliun tapi nggak maksimal. Jadi nggak usah bikin festival deh, biarkan yang baik yang bikin," katanya.
Dicontohkan Basuki, Festival kelas internasional yang digelar di Jakarta lainnya seperti Jakarta Fashion Week dan Jakarta Fashion, Food and Festival.
"Jadi ini konsep yang membuat Jakarta sebagai kota festival, tapi bukan kami yang bikin. Karena selama ini malah ngabisin duit, bikinnya nggak bagus," imbuhnya.
Sementara itu, Panitia Penyelenggara Java Jazz, Dewi Gonta mengatakan sangat berharap dukungan dari Pemprov DKI Jakarta. Sehingga, penyelenggaraan tahun ini bisa lebih meriah dibandingkan sebelumnya.
"Harapannya tahun ini dukungannya lebih besar. Kami harap juga ada bantuan mengenai perizinan," tandasnya.