Senin, 08 Februari 2016 Reporter: Nurito Editor: Nani Suherni 4716
(Foto: Nurito)
Taman Interaktif Kolong Flyover Klender. Pulogadung, Jakarta Timur, dimanfaatkan pedagang kaki lima (PKL). Setiap hari, lebih dari 100 PKL menggelar lapaknya di sepanjang pagar taman dan trotoar kawasan tersebut.
Kardiman (50), salah seorang PKL di kawasan taman mengatakan, berjualan dari pukul 18.00-06.00. Ia juga menjelaskan, sampah yang menumpuk itu, dibuang oleh pedagang siang yang membeli borongan dari PKL malam.
Sementara, sampah dagangan yang tidak laku, biasanya ditumpuk di dalam taman. Kardiman mengaku, petugas kebersihan jarang mengangkut sampah sehingga pedagang kerap membakar sampah di kolong FO Klender ini.
“Mungkin karena tidak dibuang-buang ya pedagang akhirnya membakar sampah di dalam taman," ujarnya, Senin (8/2).
Untuk dapat berjualan di areal taman, dirinya membayar uang kebersihan Rp 5.000. Kemudian uang lampu Rp 5.000 per lampu dan uang keamanan sebesar Rp 10 ribu. Sehingga setiap malam, minimal uang yang dikeluarkan mencapai Rp 20 ribu.
Ia memanfaatkan kesempatan tersebut, karena petugas tidak menertibkan PKL di pinggir jalan, yang berada di luar pagar. Ratusan PKL berjualan selama 24 jam tanpa ditertibkan petugas.
Camat Cakung, Alamsyah mengatakan, PKL yang berjualan buah-buahan di luar pagar berada di areal lahan milik PT Kereta Api Indonesia. Pihaknya tidak bisa menertibkan PKL tersebut lantaran mereka berjualan di lahan PT KAI.
Padahal, dari pantauan Beritajakarta.com, PKL berjualan di bahu jalan tepat di depan Pasar Klender sampai Stasiun Klender.
"Sebenarnya kawasan ini setiap hari dijaga 5-10 Satpol PP. Tapi PKL tetap marak. Ke depan tidak ada toleransi lagi, kita tertibkan yang nekat berjualan," tandasnya.