Rabu, 28 Mei 2014 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 4011
(Foto: Nurito)
Warga RW 04 dan 05 Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur mengeluhkan proyek sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur di Jalan Otista III. Selain menimbulkan suara bising, penggalian sodetan yang menggunakan alat berat menimbulkan getaran dan menyebabkan lantai rumah warga retak.
Vivi (37), warga RT 01 RW 05 mengatakan, pengerjaan proyek sodetan Kali Ciliwung ke KBT ini menimbulkan suara bising sehingga mengganggu isitrahat warga. Apalagi, proyek dikerjakan pada malam hari.
Selain itu, kata Vivi, rumahnya sering bergetar seperti ada gempa. Apalagi lokasi proyek dengan rumahnya hanya berjarak sekitar 5 meter. "Rumah sering bergetar seperti ada gempa dan lantai rumah pada retak," keluh Vivi, Rabu (28/5).
Anita (31), warga RT 01 RW 04 mengatakan, sejak proyek sodetan Ciliwung dikerjakan, air tanah warga menjadi keruh sehingga tidak layak dikonsumsi. Sebagai gantinya, warga terpaksa membeli air bersih dari pedagang keliling.
“Warga sudah komplain dan menunjukkan foto-foto ke kontraktor, tapi sampai sekarang tidak ada jawaban memuaskan. Kami merasa dirugikan akibat proyek ini, kontraktor harus bertanggung jawab,” tukasnya.
Warga merasa kesal karena PT Wika selaku kontraktor tidak transparan melakukan sosialisasi. Mulai dari waktu pengerjaan, teknis pengerjaan, dan dampak dari pekerjaan itu. Sebab, awalnya pengerjaan proyek disebutkan hanya sampai pukul 19.00. Namun nyatanya pekerjaan masih berlangsung hingga pukul 22.00. Kemudian Jl Otista III yang awalnya hanya ditutup satu lajur, ternyata kini ditutup dua lajur sehingga aktivitas warga menjadi sangat terganggu.
Sekretaris Perusahaan PT Wika, Natal Argawan, mengaku belum mengetahui adanya protes warga terkait pengerjaan proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut. Namun dia berjanji akan menyampaikan keluhan warga ke
pada manager konstruksi yang menangani langsung proyek tersebut.“Kita akan sampaikan keluhan warga ini pada tim proyek yang menanganinya langsung. Karena saya sendiri belum tahu masalah yang terjadi di lapangan,” katanya.