Kamis, 31 Desember 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 4048
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mempertanyakan pembagian trayek oleh Transjakarta. Salah satunya trayek kopaja yang terintegrasi dengan Transjakarta. Trayek yang diberikan justru yang sepi dari penumpang.
"Ini tidak benar cara kalian baginya. Misalnya kopaja yang model Transjakarta. Itu dikasih ke rute yang nggak ada orang, keenakan dong dapat rupiah per kilometer," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (31/12).
Namun, lanjut Basuki, trayek yang ramai dengan penumpang justru tidak dimasukkan bus-bus baru. Hal tersebut dinilai merugikan penumpang. Karena untuk rute yang banyak penumpang justru tetap dipaksa menggunakan bus yang bobrok.
"Yang rute banyak penumpang dia biarkan busnya yang jelek. Harusnya yang banyak penumpang dimasukkan, yang itu jadi masyarakat diuntungkan," ucapnya.
Basuki curiga, ada permainan dalam pengaturan trayek tersebut. Terlebih untuk menentukan trayek diminta kajian terlebih dahulu. "Saya sih curiga apa ada permainan. Terus bilang perlu kajian, saya bilang nggak usah kaji. Lu intip saja, kalau bus jelek masih penuh sesak, artinya orang butuh, ya masukin saja bus satu. Apa yang susah?" kata Basuki.
Basuki berencana akan mengganti semua direksi Transjakarta pada awal tahun depan. Diharapkan dengan pemimpin baru pengelolaan Transjakarta semakin baik. "Makanya dari pada pusing ganti saja lah kalau sudah kesel. Kan pusing itu," tegasnya.
Penggantian direksi ini, lantaran kinerjanya kurang maksimal. Terlebih selama 2014 dan 2015 penambahan bus bus tidak maksimal. Padahal, Basuki telah menginstruksikan agar operator yang ikut membeli bus.
"Harusnya 2015 seluruh bus sudah selesai. Kami gagal di tahun 2013 beli bus. Saya sudah bilang, kasih operator, tapi nggak mau beli,
mark up . Masa 2014-2015 nggak bisa beres," katanya.