Senin, 28 Desember 2015 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Widodo Bogiarto 3294
(Foto: Yopie Oscar)
Gereja Tugu, salah satu gereja tertua di Indonesia yang terletak di Jalan Raya Tugu, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Atas kondisi tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, saat melakukan kunjungan kerja di Semper Barat, Kamis (24/12) lalu, mengusulkan agar gereja yang berdiri sekitar tahun 1676 tersebut segera diperbaiki.
"Ini adalah cagar budaya, terimakasih selama ini bisa dipelihara. Tahun depan akan kita renovasi agar bisa jadi salah satu simbol Jakarta," ujar Djarot, saat itu.
Djarot kemudian menginstruksikan Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Utara melakukan renovasi tahun depan.
Menanggapi usulan tersebut, Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Utara, Mat Nasir mengatakan, saat ini untuk melakukan renovasi gereja yang masuk dalam cagar budaya, bukan lagi kewenangan Dinas Pariwasata dan Kebudayaan.
"Jadi sekarang itu urusan pugar memugar itu nggak ada di kita. Itu urusan Dinas Penataan Kota," kata Nasir, Senin (28/12).
Peralihan kewenangan itu, menurut mantan Wakil Camat Tanjung Priok ini, telah berlangsung sejak beberapa tahun belakangan ini.
Sekadar diketahui, Gereja Tugu pada tahun 1737 dilakukan renovasi yang pertama dibawah pimpinan pendeta Van De Tydt, dibantu oleh seorang pendeta keturunan Portugis kelahiran Lisabon yaitu Ferreira d'Almeida dan orang-orang Mardijkers.
Gereja Tugu tampak sederhana tetapi tampak kokoh dan rapi, dengan berisi bangku diakon antik, piring-piring logam, dan mimbar tua. Lonceng yang ada di gereja tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 1880, karena lonceng paling tua yang dibuat 1747 sudah rusak dan disimpan di rumah pendeta di sana.