Selasa, 22 Desember 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 10733
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan menghilangkan bus sedang di Ibukota. Namun, rencana itu akan direalisasikan setelah beberapa angkutan umum bergabung dengan PT Transjakarta.
"Terus ke depan nggak boleh lagi ukuran sedang kaya kopaja sekarang," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/12).
Dikatakan Basuki, bus sedang akan diganti dengan ukuran seperti bus tunggal Transjakarta. Sehingga bisa mengangkut penumpang lebih banyak lagi. "Kami mau paling kecil itu ukurannya bus tunggal Transjakarta," ujar Basuki.
Pihaknya, kata Basuki, tidak akan mempersulit jika ada pengusaha metromini, kopaja, dan kopami yang akan bergabung. Namun, mereka harus memenuhi beberapa ketentuan untuk bus yang disediakan. "Gampang saja kalau mau bergabung kamu siapin bis yang bagus, ada GPS, ikut kami kontrak dan dibayar rupiah per kilometer," ucapnya.
Selain itu, perbaikan kendaraan harus dilakukan di Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Sehingga semua onderdil memiliki batas waktu yang jelas. "Yang penting servis kendaraan kamu harus masuk ATPM. Kalau ATPM kan semua ada batas waktu dia ganti," kata Basuki.
Nantinya, sopir yang digunakan juga harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Sopir akan mendapatkan gaji hingga dua kali upah minimum provinsi (UMP).
Jika dilakukan sistem pembayaran rupiah per kilometer terhadap beberapa angkutan umum, Basuki berani memberikan subsidi lebih banyak. Bahkan rencananya penumpang dari daerah sekitar juga hanya dikenakan tarif sebesar Rp 3.500 untuk sekali perjalanan.
"Kami akan bayar kopami, kopaja, dan metromini rupiah per kilometer. Makanya saya minta dia perluas sampai Tangerang, Bekasi, Depok, tarifnya jadi Rp 3.500 saja kami subsidi," tandasnya.