Jumat, 16 Mei 2014 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 3974
(Foto: doc)
Sebanyak 200 makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Bayur, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur akan dipindahkan akibat tergusur proyek normalisasi Kali Sunter.
Pengelola TPU Kampung Bayur, Saroji, mengatakan, dari total luas TPU yang mencapai satu hektar, sekitar 3.000 meter persegi terkena proyek normalisasi Kali Sunter. Akibatnya, sebanyak 200 makam yang berada sekitar 15 meter dari bibir Kali Sunter di TPU tersebut harus direlokasi.
"Kami sudah mendapatkan izin dan persetujuan dari para ahli waris terkait relokasi makam ini," ujar Saroji, Jumat (16/5).
Ratusan makam ini akan direlokasi ke tempat yang jauh dari bibir sungai dan sudah dimulai sejak Rabu (14/5) lalu. "Diprediksi relokasi makam ini akan memakan waktu sekitar 10 hari," katanya. Untuk memenuhi kebutuhan lokasi pemakaman warga, pihaknya telah mengusulkan ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk menambah lahan TPU. "Saya sudah usulkan ke dinas agar ada penambahan lahan seluas 700-800 meter persegi," ungkapnya.
Sebelum dilakukan pembongkaran, kata Saroji, seluruh ahli waris sudah mendapatkan sosialisasi sejak dua bulan lalu dari Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur maupun pengelola TPU Kampung Bayur. Proses pembongkaran dilakukan oleh pihak pengelola TPU. Bahkan pihak pengelola menyiapkan kain kafan dan nisan baru bagi makam lama. Pihak ahli waris tidak dipungut biaya sepeserpun.
Dias (22), salah seorang ahli waris yang juga warga Pondok Bambu, Duren Sawit, mengaku tak mempersoalkan makam ayahnya dipindahkan asalkan diberikan lahan pengganti. Apalagi pembongkaran ini terkait dengan program normalisasi Kali Sunter demi mengatasi banjir yang kerap melanda wilayah Cipinang Melayu.
“Kami ikhlas, apalagi normalisasi Kali Sunter ini untuk mengatasi banjir di wilayah kami,” ujar Dias.