Selasa, 17 November 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 3277
(Foto: Yopie Oscar)
Penderita gangguan jiwa yang menghuni panti sosial di DKI Jakarta kebanyakan merupakan orang luar ibukota. Pembangunan panti akan dilakukan, untuk menambah daya tampung untuk penderita gangguan jiwa.
"Yang paling masalah sekarang ini adalah orang dengan gangguan jiwa yang masuk ke Jakarta. Itu sekarang di panti kami 60 sampai 70 persen itu sudah orang-orang gangguan jiwa dari luar Jakarta," kata Basuki Tjahja Purnama, Gubernur DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/11).
Melihat hal itu, Basuki berencana menambah fasilitas panti sosial yang ada di ibukota. Sebab pihaknya tidak bisa mengahalau datangnya orang dengan gangguan jiwa tersebut. Karena mereka juga tidak bisa mengingat keluarga ataupun tempat tinggalnya.
"Makanya kami harus tambah fasilitas. Kenapa kami tampung, karena namanya juga orang gangguan jiwa, dia nggak tahu alamatnya lagi, dia pun nggak tahu dia mau pulang ke
mana. Ya sudah kami tampung saja," ucapnya.Menurut Basuki, panti yang ada saat ini dinilai tidak cukup lagi untuk menampung. Rencananya penambahan panti sosial akan dilakukan pada tahun depan. "Masalahnya sekarang tempat tinggalnya enggak cukup. Kami lagi mau bangun lagi tahun depan," kata Basuki.
Kendati demikian, Basuki menyebut jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang ada di ibu kota menurun. Penurunan tersebut lantaran adanya kebijakan untuk membuat surat perjanjian. "Gepeng (gelandangan dan pengemis) sekarang cukup menurun juga, karena kan ada perjanjian itu jalan," tandasnya.