Selasa, 06 Mei 2014 Reporter: Ari Cleofatra Fernandea Editor: Widodo Bogiarto 3846
(Foto: doc)
Untuk meminimalisir kasus pelecehan seksual yang kerap terjadi di dalam angkutan kota (angkot) ukuran kecil, Pemprov DKI Jakarta berencana memasang closed-circuit television (CCTV) atau kamera pemantau di dalam angkot.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dari laporan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), banyak perempuan yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual di dalam angkot-angkot yang beroperasi di ibu kota. Pasalnya, angkot berukuran kecil dengan pintu yang terbuka lebar, memudahkan orang lain, khususnya laki-laki, untuk menengok ke dalam ruangan angkot.
"Dari pertemuan dengan Komnas Perempuan, banyak sekali masukannya. Makanya angkot-angkot kecil yang masih terbuka, kita mau ubah jadi angkot ukuran sedang. Kita juga akan pasang CCTV untuk mencegah pelecehan
," kata Basuki di Balaikota, Selasa (6/5).Selain itu, kata Basuki, Komnas Perempuan juga meminta Pemprov DKI untuk memperbaiki jembatan penyeberangan orang (JPO) yang sudah bolong-bolong di bagian tangganya. Karena hal itu bisa menjadi celah untuk mengintip, terutama wanita yang memakai rok.
"Pastinya kita perbaiki JPO yang bolong-bolong. Soalnya banyak tangga penyeberangan bolong, orang suka pada ngintip-ngintip," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.
Dari informasi yang dihimpun, JPO bolong-bolong memang kerap dimanfaatkan para pengintip. Seperti yang terjadi di JPO kawasan Kenari Mas, Jakarta Pusat, banyak wanita yang tidak nyaman melintasi JPO itu karena banyak laki-laki iseng yang mengintip dari bawah.