Rabu, 04 November 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 5435
(Foto: Devi Lusianawati)
Tertahannya sembilan truk sampah Kecamatan Kramat Jati di tempat penampungan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, dikhawatirkan akan berdampak pada penanganan sampah di sejumlah wilayah di Kecamatan Kramat Jati.
Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Kramat Jati, Kusumawati mengatakan, kondisi ini makin dipersulit dengan minimnya armada truk sampah yang dimiliki. Dari 32 truk sampah yang ada, enam diantaranya sudah tidak layak jalan.
"Truk 16 dari swasta, 16 truk kecamatan, yang enam sudah harus di dem atau tidak layak karena pengaruh usia," kata Kusumawati, Rabu (4/11).
Dikatakan Wati, dengan 72 titik pelayanan sampah, Kecamatan Kramat Jati merupakan wilayah penyumbang sampah terbesar di Jakarta Timur selain Pulogadung dan Cakung.
"
Kramat Jati sehari bisa menghasilkan 434 ton sampah , belum lagi adanya Pasar Induk Kramat Jati yang setiap harinya menghasilkan 190 ton sampah, atau sekita 10 tronton," tutur Wati.Guna mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah, lanjut Wati, pihaknya menempatkan satu truk di pasar subuh, dan memrogramkan pengangkutan sampah di tempat penampungan sampah (TPS) prioritas.
"Karena kendaraan kurang jadi setiap pulang dari Bantar Gebang, kita memprogramkan TPS mana yang diprioritaskan, disesuaikan dengan kendaraan kita," tandas Wati.