Jumat, 23 Oktober 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Rio Sandiputra 3595
(Foto: doc)
Puluhan vendor yang ikut lelang untuk pengadaan pompa air di Jakarta Utara tidak berani memberikan penawaran. Diduga, fluktuasi nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS yang belum stabil menjadi penyebabnya.
"Dari 30 vendor yang ikut mendaftar lelang, tidak ada yang mengajukan harga. Kemungkinan mereka tidak berani karena ada kenaikan kurs dolar," ujar Kasna, Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara, Jumat (23/10).
Menurut Kasna, tahun ini rencananya Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) yang dipimpinnya akan mengadakan 8 unit pompa senilai Rp 58,4 miliar. Pompa-pompa tersebut akan disebar di tiga lokasi. Antara lain, empat unit di Artha Gading, dua unit di Kampung Sepatan dan dua unit Kali Betik.
Diakui Kasna, penyusunan anggaran dilaksanakan sebelum ada kenaikan kurs. Tentunya, dengan perkembangan kenaikan kurs dolar AS
terhadap rupiah akan berimbas terhadap pembelian barang oleh vendor."Selain itu waktu pelaksanaan juga terlalu mepet. Kalau memang gagal, terpaksa kita anggarkan kembali untuk pengadaan tahun 2016 mendatang," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Tri Djoko Margianto mengakui potensi kegagalan pengadaan pompa tidak hanya terjadi di Jakarta Utara. Pompa yang akan diadakan pihak Dinas dan sejumlah Suku Dinas lain juga terancam batal.
"Detailnya nanti akan saya tanyakan ke Sudin mana saja yang batal. Kita akan teliti dahulu apa penyebabnya," tandas Djoko.