Rabu, 21 Oktober 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 3185
(Foto: Yopie Oscar)
Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang diterapkan di DKI Jakarta, ternyata menarik perhatian Gubernur Sandaun, Papua Nugini, Akmat Mai untuk mempelajarinya. Rombongan asal Sandaun, Rabu (21/10), mendatangi Balai Kota untuk menemui Wakil Gubernur, DKI Djarot Saiful Hidayat.
Akmat Mai mengatakan, selain sistem PTSP, hal lain yang dipelajari dari DKI adalah pelayanan publik lainnya seperti layanan kesehatan dan pendidikan.
"
Kami ingin belajar dan meningkatkan sistem layanan publik sehingga kami bisa lebih baik . Seperti PTSP yang memotong birokrasi sehingga mempercepat layanan perizinan," kata Akmat.Sementara itu, Djarot mengungkapkan, esensi dari pelaksanaan pelayanan satu pintu ialah membangun pemerintahan yang kuat dengan memberi layanan publik yang baik pada masyarakat. Selain itu, keberadaan PTSP juga sebagai upaya mencegah korupsi.
"Perizinan PTSP mengurus sebanyak 518 jenis. Setiap hari kita ada sekitar 15 ribu perizinan yang diurus melalui PTSP," ujar Djarot.
Sedangkan untuk mengurusi kesehatan, DKI sudah mengintegrasikan sistem Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang ditujukan bagi penanganan kesehatan warga kurang mampu melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menurut Djarot, Pemprov DKI juga tengah menyiapkan satu dokter, bidan dan perawat bagi sebanyak 1.250 warga melalui program ketuk pintu layani dengan hati.
Mengenai pendidikan, DKI memiliki program Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ditujukan bagi warga yang kurang mampu. Setiap bulan, pelajar dari kurang mampu diberikan subsidi melalui rekening Bank DKI.