Selasa, 20 Oktober 2015 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Widodo Bogiarto 2014
(Foto: Ilustrasi)
Akibat minimnya ruangan membuat belasan perajin dan penjahit perlengkapan bayi di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, tidak mampu beraktivitas secara optimal. Saat ini mereka menempati salah satu ruangan di Cluster B Lantai 4.
Padahal belasan perajin dan penjahit yang merupakan binaan Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Utara ini, belakangan tengah kebanjiran order pemesanan perlengkapan bayi.
"Kita sudah enam bulan harus menjalankan produksi di ruangan ini. Orderan meningkat, tapi ruangan tidak memadai," keluh Susi (35), salah seorang perajin perlengkapan bayi di Rusun Marunda, Selasa (20/10).
Pantauan di lapangan, ruangan berukuran 3X4 meter persegi tampak disesaki belasan lembar kain yang digunakan sebagai bahan dasar produksi peralatan bayi. Beberapa mesin jahit berjejer menambah sesak ruangan. Para penjahit berhimpitan antara mesin dan lembaran kain di sana.
"Kami mohon agar pemerintah dapat memberi kami fasilitas yang lebih memadai," pinta Susi.
Susi menyebutkan, apabila Pemprov DKI Jakarta tidak mampu memberikan ruangan secara gratis, para perajin rela merogoh koceknya sendiri.
"Kita bisa bayar yang penting masih di areal rusun. Karena anggota kita masih kebanyakan ibu rumah tangga di sini," ujar Susi.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Utara, Tuti Kurnia mengaku, pihaknya sudah melayangkan surat permohonan permintaan ruangan workshop kepada Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI.
"Kita sudah mendapat respon positif dari Kepala Dinas Perumahan. Dalam waktu dekat keberadaan ruangan workshop beserta alat pendukungnya bisa terwujud di Rusun Marunda," kata Tuti.