Selasa, 20 Oktober 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Lopi Kasim 2493
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Sebanyak 150 pelaku usaha mikro dan kecil di Jakarta ikuti pelatihan manajemen ritel modern di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (20/10). Peserta, akan dipilih untuk diberikan penambahan modal serta bedah warung.
Berbagai pelatihan diberikan, antara lain manajemen penataan barang, pengaturan stok dan manajemen keuangan serta tips mengamati tren pasar terkait produk yang diminati. Setelahnya, salah satu perusahaan ritel nasional juga akan melakukan pendampingan untuk memantau perkembangan manajerial.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Sai
ful Hidayat mengapresiasi pelatihan yang dilaksanakan oleh salah satu perusahaan ritel nasional tersebut. Sebab, sudah menjadi kewajiban sosial dari para pengusaha untuk melakukan pembinaan terhadap usaha kecil."Pelatihan ini kan memberikan kailnya, supaya toko-toko kelontong bisa sehat, meningkat. Dan itu bisa menopang usaha usaha besar seperti alfamart ini sehingga menjadi simbiosis mutualistis," ujarnya, Selasa (20/10).
Dikatakan Djarot, selama ini kelemahan pengusaha toko kelontong ialah tidak tertib dalam memanajerial keuangan. Antara uang untuk usaha dan penggunaaan pribadi cenderung tidak terkontrol. Panjangnya jalur distribusi pun menyebabkan pedagang kelontong tidak dapat bersaing secara harga dengan pedagang ritel modern.
Walau memiliki kelemahan, Djarot melihat para pedagang kelontong tetap memiliki keunggulan. Di antaranya, mereka memiliki emosional dengan para pembeli. Selain itu, secara operasional karena tidak menggunakan fasilitas mewah serta pegawai, toko kelontong tentunya lebih efisien.
"Sebagai pemerintah kita akan menjaga usaha kecil. Saat ini tengah dipersiapkan PKK Mart yang akan mewadahi kelontong untuk memasok barang sehingga mereka dapat harga lebih murah," tandasnya.