Rabu, 30 April 2014 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Widodo Bogiarto 6112
(Foto: doc)
Puluhan pengemudi taksi yang tergabung dalam Front Transportasi Jakarta (FTJ), menggelar unjuk rasa di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (30/4). Para demonstran menuntut pengelola Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), menghapuskan retribusi masuk sebesar Rp 20 ribu untuk setiap taksi yang masuk ke areal lokasi wisata tersebut.
Koordinator aksi unjuk rasa, Feri Abah menegaskan, awak taksi sangat keberatan dengan pengenaan retribusi masuk TIJA sebesar Rp 20 ribu itu. "Kami kan hanya mau menjemput penumpang yang berada di areal Ancol, kenapa harus bayar Rp 20 ribu," kata Feri Abah di depan Balaikota.
Menurut Feri, pemberlakuan retribusi masuk tersebut sudah dimulai sejak Senin (28/4) lalu. Parahnya, pihak pengelola TIJA dituding melakukan diskriminasi terhadap armada taksi. Karena, taksi Blue Bird dan Ekspress tidak dikenakan retribusi serupa.
"Seluruh armada taksi kecuali Blue Bird dan Ekspress harus bayar Rp 20 ribu walau hanya untuk menjemput penumpang," tandasnya.
Feri menambahkan, dirinya sudah lebih 10 tahun mangkal di areal TIJA, namun baru kali ini ada peraturan seperti itu. "Kami menduga diskriminasi dan aturan baru ini sengaja diciptakan agar pengusaha taksi besar bisa monopoli," tegasnya.
Aksi unjuk rasa yang melibatkan sekitar 70 armada taksi, antara lain diikuti oleh arnada taksi dari Gamya, Kosti Jaya, Taxiku, dan lainnya. Mereka memarkirkan kendaraanya di depan kawasan
Balaikota, sehingga arus lalu lintas di Jl Medan Merdeka Selatan agak tersendat.