Rabu, 07 Oktober 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Rio Sandiputra 3381
(Foto: Reza Hapiz)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mewacanakan pembuatan kartu kesehatan khusus Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Sehingga mereka dapat berobat dengan lebih baik dengan intensitas yang konstan.
"Seperti Kartu Jakarta Sehat, sehingga bisa berobat secara kontinyu. Kartu khusus yang ini sifatnya sangat rahasia. Dengan cara seperti itu maka dia bisa langsung berobat," ujar Djarot pada acara Workshop Percepatan Jakarta: Mengakhiri Epidemi AIDS Fast-Track Jakarta City: Ending The AIDS Epidemic 2020) di Hotel Sahira, Bogor, Rabu (7/10).
Didukung adanya desentralisasi, lanjut Djarot, diharapkan pelayanan dan obat khusus bagi penderita HIV dan AIDS bisa dijangkau dengan mudah. "Obatnya langsung dekat dengan masyarakat. Ada desentralisasi, di Puskesmas atau di Puskesmas kelurahan. Nanti ditentukan rumah sakitnya, pengobatannya dimana, dan hanya dia dan rumah sakit rujukan yang tahu. Lalu datanya diberikan pada kita," tutur Djarot.
Menurut Djarot, kartu itu bukan hanya ditujukkan bagi warga Jakarta yang m
engidap HIV/AIDS, warga yang bukan berasal dari Jakarta juga bisa memanfaatkan kartu tersebut.Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Kemal Siregar menyambut baik ide tersebut. Untuk menjembatani terealisasinya hal itu, perlu dilakukan pendataan populasi kunci atau orang rawan tertular HIV/AIDS. Di samping itu, belum tentu semua ODHA, baik warga Jakarta maupun tidak memiliki identitas kependudukan.
"Tadi Pak Wagub mengatakan bahwa pendataan itu penting, tapi sesudah pendataan itu, kalau memang sudah diketahui populasinya, bisa nggak dijembatani supaya mereka betul-betul dapat akses ke pelayanan. Mungkin dikasih kartu identitas yang spesifik untuk pengidap HIV. Sehingga petugas puskesmas tahu bahwa ini orang yang menjadi tanggung jawab puskesmas untuk pelayanan," tandas Kemal.