Senin, 12 Oktober 2015 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Widodo Bogiarto 4021
(Foto: Suriaman Panjaitan)
Dibongkarnya inrit atau beton penutup saluran di Jalan Manggar dan Jalan Mawar, Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, disambut gembira para pedagang Pasar Lontar, khususnya yang berjualan di lantai dua.
Pasalnya, selama ini inrit tersebut dimanfaatkan belasan pedagang kaki lima (PKL) liar menggelar dagangannya. Karena jenis dagangan yang dijual relatif sejenis, para pembeli memilih berbelanja melalui PKL, ketimbang harus naik ke lantai dua Pasar Lontar.
"Sejak inrit dibongkar, otomatis PKL tidak lagi berjualan. Imbasnya omzet dagangan kami bisa naik hingga 40 persen. Sebelumnya pembeli kebanyakan beli di PKL karena lebih praktis," kata Dakisan (47), salah satu pedagang tempe di Pasar Lontar.
Dakisan mengungkapkan, selama delapan tahun berjualan Pasar Lontar, umumnya para PKL liar tersebut juga melayani masyarakat yang membeli langsung dari sepeda motor, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya parkir, sehingga lebih cepat dan hemat.
Dakisan mengharapkan, apabila pengerjaan inrit rampung, penjagaan tetap diintensifkan agar PKL liar tidak kembali lagi berjualan di lokasi yang sama.
Kepala Seksi Suku Dinas Tata Air Kecamatan Koja, Erlan Sianipar mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Utara maupun Satpol PP di tingkat kecamatan.
"Fungsi pengawasan pasti dilakukan Satpol PP, sedangkan fungsi penempatan pagar pembatas dan penempatan taman akan dilakukan sudin terkait. Hal itu akan kita imbangi dengan segera mengebut pengerjaan normalisasi saluran air di sekitar Pasar Lontar," ujar Erlan.