Selasa, 29 September 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhy Tristanto 3284
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terus mendorong warga yang berada pemukiman kumuh untuk pindah ke rumah susun (rusun).
Untuk sementara, gubernur memprioritaskan warga yang berada di bantaran sungai dan waduk. Tujuannya selain dapat dilakukan normalisasi juga mengurangi risiko kebakaran.
"Kalau bangun rumah dengan kabel yang kecil pasti mudah kebakar, karena itu kenapa kita dorong untuk pindah ke rusun," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (29/9).
Ditambahkan Basuki, rusun saat ini juga telah dilengkapi dengan gas perpipaan, sehingga warga tidak lagi menggunakan tabung gas. "Gas pun kita dorong pakai pipa. Jadi bahaya-bahaya bisa diminimalisir," ucapnya.
Untuk warga Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, yang rumahnya terbakar beberapa waktu lalu, Basuki juga telah menawarkan konsep untuk pindah ke rusun.
Konsep penggantian rusun yang ditawarkan kepada warga yang rumahnya terbakar, mirip dengan warga di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Jika mereka memiliki sertifikat maka akan diganti hingga 1,5 kali lipat. Namun jika hanya memiliki bukti girik dan sejenis akan diganti 1,2 kali lipat.
"Sementara jika bukan tanah anda, saya menyediakan apartemen buat anda. Anda boleh tinggal di sana, itu punya pemda. Anda hanya bayar biaya pemeliharaan antara Rp10 ribu - Rp15 ribu per hari. Kami subsidi," tandas Basuki.