Senin, 21 September 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 2973
(Foto: Yopie Oscar)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, jika pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dikerjakan 25 tahun lalu, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah. Sebab, infrastruktur yang ada sesuai dengan pembangunannya.
"Bayangkan, kalau ini (MRT) dikerjakan 25 tahun yang lalu, lahan pasti masih jauh lebih murah," kata Jokowi, saat meresmikan pengeboran MRT, di Senayan, Jakarta Selatan, Senin (21/9).
Selain pembebasan lahan, biaya yang bisa dihemat adalah pembongkaran Stadion Lebak Bulus. Jokowi mengakui bahwa pembangunan MRT adalah keputusan politik. Karena meski telah berganti beberapa pemimpin biaya yang akan dikeluarkan tidak akan berubah.
"Kita tidak usah harus runtuhnya lapangan Lebak Bulus karena memang sudah terkonsep sejak awal. Inilah biaya-biaya yang harus dikeluarkan baik teknis maupun non teknis, yang menambah biaya
dari proyek ini," ucapnya.Ke depan, Jokowi mengaku tidak akan menunda-nunda segala pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal itu belajar dari pengalaman pembangunan MRT di Jakarta. "Saya selalu sampaikan jangan menunda-nunda yang berkaitan dengan infrastruktur. Kenapa seperti itu, semakin kita tunda, akan semakin mahal harganya, contohnya MRT," katanya.
Menurut Jokowi, pembangunan transportasi massal tidak akan pernah mendapatkan keuntungan. Sehingga tidak perlu lagi dilakukan kajian yang menghabiskan waktu. "Selalu yang dihitung adalah untung dan rugi, topiknya ya pasti nggak untung, sampai kapan pun dijelaskan dan kalkulasi apapun tdk akan pernah untung," ucapnya.