Rabu, 16 September 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 2631
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui banyak faktor yang mempengaruhi sehingga realisasi APBD DKI 2014 kurang baik. Hal itu yang menjadi sorotan DPRD DKI Jakarta dalam pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Laporan Pertanggungjawaban APBD 2014.
Basuki mengaku, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2014 telah dinaikkan dari tahun 2013. Namun, diakui memang belum bisa mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. "Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya," ucap Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (16/9).
Faktor tersebut antara lain, tidak tercapainya penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), dipengaruhi oleh tingginya mutasi kendaraan keluar daerah. Selain itu juga dipengaruhi rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar PKB dan menurunnya daya beli masyarakat.
Kemudian, untuk penerimaan pajak air bawah tanah dipengaruhi oleh program konversi penggunaan air tanah menjadi penggunaan air PDAM. "Sehingga terjadi penurunan konsumsi air tanah diikuti dengan kenaikan konsumsi air dari PDAM," katanya.
Sementara, untuk jenis pajak hotel dan pajak restoran dipengaruhi kebijakan pemerintah yang membatasi penggunaan fasilitas hotel untuk aktivitas pemerintahan. Serta menurunnya daya beli masyarakat sebagai dampak kenaikan harga BBM.
Untuk jenis pajak reklame, dipengaruhi kenaikan tarif nilai sewa reklame yang berdampak pada beralihnya pemasangan reklame ke media elektronik. Sedangkan pajak parkir dipengaruhi oleh belum selesainya pelaksanaan program Electronic Road Pricing (ERP) dan pemindahan parkir on street menjadi off street.
Basuki menambahkan, tidak tercapainya target pendapatan transfer dari dana bagi hasil pajak karena secara nasional pendapatan yang berasal dari penerimaan pajak mengalami penurunan.