Senin, 24 Agustus 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 3612
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, menangani sampah di wilayahnya dengan memanfaatkan fasilitas bank sampah dan balai kompos yang tersedia.
Setidaknya ada tujuh bank sampah di kelurahan tersebut, terdiri dari empat bank sampah komunal, dua bank sampah utama, dan satu balai kompos.
"Bank sampah komunal itu kegiatan mengumpulkan sampah yang sudah dipilah di satu lokasi, bisa jadi kantor RT atau RW, selanjutnya dibawa secara kolektif ke bank sampah utama. Dua bank sampah utama dan satu balai kompos itu yang ada kepengurusan dan dimenej pemasukan uangnya," kata Rima Dahlia, Lurah Malaka Sari, Senin (24/8).
Dia mengatakan,
keberadaan bank sampah dan balai kompos dapat mengurangi volume sampah sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomi tinggi."Seperti Balai Kompos di RW 9 itu tujuannya mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, sekaligus memudahkan mengolah sampah hasil kerja bakti. Balai kompos itu pengadaan kelurahan yang dipinjamkan untuk menstimulasi warga," terang Rima.
Dia menambahkan, pupuk kompos hasil pengolahan sampah tadi nantinya dibeli warga setempat dan hasilnya t dialirkan ke koperasi dan bendahara RT/ RW untuk kepentingan warga.
"Jadi hasil komposnya dibeli oleh warga sekitar, dengan harga jual Rp 5000 per lima kilogram. Uang hasil penjualan dikelola koperasi untuk kepentingan warga," tandasnya.